Rabu, 21 Juli 2010

Apa Kabar Surga Pagi Ini, Sayang?

Malam hampir berganti pagi. kutuliskan kerinduan untukmu, karena hanya dengan menulislah aku bisa menyampaikan kerinduan ini. Sayang, setelah kepergianmu aku sangat suka memandang langit malam, diantara bintangbintang itu, aku tahu, kau tersenyum kepadaku. Apa kabar surga pagi ini, sayang?
Saat ini hidupku tak lagi seperti ketika kau ada di sampingku. Berbagi cerita, tertawa, bercinta, menangis dan memaki norma dunia. Ketahuilah, Ketika kau pergi, pun jiwaku ikut bersamamu, aku ingin segera menyusulmu, tapi kau tahu ini belum waktuku. Bersabarlah, sayang.
Aku masih suka ketempat terakhir kau memilih untuk mengakhiri perjuanganmu, menabur bunga dan membawa sekotak ice cream kesukaanmu dan aku merasakan kau hadir mengengam tangan dan hatiku. Di pohon besar yang rindang ini, dulu kita selalu menghabiskan hari dalam sejuta senyuman dan kebahagian, di sini kau pernah berkata ingin menjadi burung, terbang bebas kemana pun ia mau. Kini, kau telah menjadi burung itu.
Mungkin saat ini kau membenciku, benci atas kepengecutanku untuk memperjuangkan cinta kita. Aku menyerah dan memilih kebahagian cara mereka, kebahagian yang tak memperdulikan hati. tapi, setelah kepergianmu aku tersadar dan kau benar, kebahagian adalah hati.
Sayang, kau kenalkan dengan wanita yang menjadi istriku saat ini, dia wanita yang sangat baik, malah terlalu baik mungkin. tapi, cinta tak pernah bisa memaksa atau dipaksa, dan ia adalah misteri yang tak bisa di tebak kedatangannya. Ketahuilah sayang, ketika aku bersamanya adalah wajahmu yang ada dimataku, bahkan saat kami bercinta.
Selamat tidur sayang. Matahari sudah hampir terbit di ufuk timur dan wajahwajah para pememakai topengpun telah terbangun hingga tak ada tempat untuk ketulusan cinta kita lagi, dan akupun harus memakai topeng kembali, topeng kemunafikan.

Yang selalu mencintaimu,


(***** ***** *****)


NB : sayang, aku tak akan pernah bisa berhenti untuk menuliskan kerinduanku untukmu, seperti aku tak akan pernah bisa berhenti untuk mencintaimu.

0 komentar:

Posting Komentar