Kamis, 29 Juli 2010

Airlangga

Raja Airlangga (Bali, 990 – Kahuripan, 1049)

Airlangga atau sering di sebut Erlangga adalah pendiri kerajaan Kahuripan pada tahun 1019 dan memerintah sampai dengan tahun 1045, kerajaan Kahuripan di bangun sebagai kelanjutan dari kerajaan Medang yang runtuh tahun 1006 oleh serbuan Sriwijaya.
Airlangga merupakan putera pasangan Mahendradatta (puteri dari Dinasti Isyana, Medang) dan Udayana (raja Dinasti Warmadewa, Bali). Ia dibesarkan di istana Watugaluh (Kerajaan Medang) di bawah pemerintahan raja Dharmawangsa.
Ketika kerajaan Medang diserang Sriwijaya pada tahun 1006, Airlangga masih berusia 16 tahun. Pada penyerangan itu sekutu Sriwijaya, Wurawari membakar kerajaan Medang, Raja Dharmawangsa beserta bangsawan kerjaan Medang tewas dalam serangan itu. Namun, Airlangga mampu melarikan diri ke hutan bersama pengawalnya yang bernama Narotama, dan menjadi pertapa beberapa tahun kemudian.
Dan pada tahun 1019 setelah beberapa tahun menjadi pertapa, Airlangga mampu menyatukan kembali kerjaan Medang yang sudah terpecah-belah dan membangun kerajaan Kahuripan, yang wilayahnya membentang dari Pasuruan di timur hingga Madiun di barat.
Selama pemerintahan Raja Airlangga seni sastra berkembang pesat di kerajaan Kahuripan. MPU Kanwa seorang penyair yang hidup di masa Raja Airlangga, menulis kitab kakawin arjunawiwaha. Kakawin ini menceritakan sang Arjuna ketika ia bertapa di gunung Mahameru. Lalu ia diuji oleh para Dewa, dengan dikirim tujuh bidadari. Bidadari ini diperintahkan untuk menggodanya. Nama bidadari yang terkenal adalah Dewi Suprada dan Tilottama. Para bidadari tidak berhasil menggoda Arjuna, maka Batara Indra datang sendiri menyamar menjadi seorang brahmana tua. Mereka berdiskusi soal agama dan Indra menyatakan jati dirinya dan pergi. Lalu setelah itu ada seekor babi yang datang mengamuk dan Arjuna memanahnya. Tetapi pada saat yang bersamaan ada seorang pemburu tua yang datang dan juga memanahnya. Ternyata pemburu ini adalah batara Siwa. Setelah itu Arjuna diberi tugas untuk membunuh Niwatakawaca, seorang raksasa yang mengganggu kahyangan. Arjuna berhasil dalam tugasnya dan diberi anugerah boleh mengawini tujuh bidadari ini. Oleh para pakar ditengarai bahwa kakawin Arjunawiwaha berdasarkan Wanaparwa, kitab ketiga Mahābharata.
Pada akhir pemerintahan Raja Airlangga kerajaan dibagi menjadi dua kerajaan, Kerajaan Janggala dan Kerajaan Kadiri untuk kedua putranya pada tahun 1045. Dan ia memilih untuk menjadi pertapa hingga akhir hayatnya tahun 1049.

*Data diambil dari berbagai sumber.


Beny Fauzan
Balikpapan, 30 juli 2010 03:00

0 komentar:

Posting Komentar