Kamis, 20 Oktober 2011

daun kering

Aku menemukanmu pada selembar daun kering yang gugur di halaman rumah, ketika siang ini angin kencang hembuskan masalalu ke dalam ingatanku.

Rindu,

Mungkin sebentar lagi hujan, mendung terlampau tebal di langit hatiku seperti hari-hari yang lalu, hari-hari di kepergianmu.

Hujan,

Entah sejak kapan, aku mengartikannya sebagai kehilangan, sebuah jeda untuk menemukan kembali pelangi dan sinar matahari. Lalu ribuan kolam tercipta di tanah ingatan dari tetesan air hujan dan kata-kata terlahir di sana.

Dan begitulah aku memaknainya;
Rindu
Hujan
Sesak yang kutangkap dari matamu yang basah, ketika pertemuan adalah janji awal dari sebuah perpisahan. Namun, tetap saja selalu ada duka tumbuh dan nyata
Menguning
Mengering
Dan gugur.

Sabtu, 01 Oktober 2011

Sesatku

;disebabkan Ida

Dan pengulangan perjalanan
Adalah pengulangan luka
Yang aku candui;
Kamu

Setiap simpang terlewat
Ajarkanku bagaimana harus
Berpura pura mengerti arah
Pura pura tak tersesat

Bahkan, kepada langit
Yang memayungi setiap langkah
Tak kulihatkan rupaku
Rupa yang hanya engkau mengetahui
Rupa yang hilang
Ketika langkahmu telah jauh

Dan memang begitulah akhirnya;
Beribu ribu hari
Ribu ribu kilometer terlewat
Hanyalah sesatku mencarimu..



Semarang 2/10/11