Minggu, 11 Juli 2010

Hati Ribuan Misteri

Hujan bulan juni

tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu


(puisi : Sapardi Djoko Darmono)

****************
Teramat panjang jalan tersusuri untuk mengerti tentang pergantian musim, sementara kita tak pernah abadi. terkadang tercecer debu di tubuh, membuat luka semakin nganga, dan sebuah kemurahan hati menjadi obat pengering luka.
bumi terus berputar sebagai tanda hidup berlanjut. waktu ke waktu, hari ke hari, detik ke detik adalah perubahan karena tak ada yang abadi selain perubahan itu sendiri.
pengertian menjadi satu bentuk lain dari ke ikhlasan, tak memaksa, tak meminta.
dan melalui ini semoga kau mengerti atas MAAF yang ingin ku ucapkan. karena masalalu sudah tertetapkan tanpa pernah bisa diubah dan masa kini adalah masa yang mulai melukis masa depan..


semoga. kesedihan tak abadi di matamu
senyum bukan kebahagian pasti
karena hati adalah pusat misteri
tapi hidup bukan sekedar mata, senyum dan hati..

mari kita tuntaskan persimpangan ini
karena rasa akan selalu sama; Melupa..



salam
beny fauzan semarang, 05/juli/2010

"semoga bahagia selalu untukmu."

0 komentar:

Posting Komentar