Minggu, 11 Juli 2010

Meracau : Aku Memilih Bahagia


mau ga dipikirin tp ga bisa, mau dilupain parah malah tambah ga bisa... hhmm aku mau hidup di dunia lain aja yang ga pake hati... seandainya bisa renkanasi aku mau jadi yang terbaik!!!!!

(Maaf tak ada maksud apa-apa, hanya sebuah ketertarikan untuk menulis. seorang teman bertanya kepadaku apa yang kau pikirkan saat seseorang membuat status seperti itu, aku jawab : “aku kasihan kepadanya, semoga dia mengerti arti hidup sebenarnya dan mampu memilih untuk dirinya sendiri.”. kemudian temanku menyebut satu nama, lalu akupun menjawab kembali : “oh, ternyata aku salah atas ucapanku barusan, karena aku kenal dia sebenarnya dan kebohongan yang selalu mengikuti hidupnya.”)

Tak ada reinkarnasi. Hidup hanya sekali, lakukan apa saja yang kau inginkan, tapi jangan pernah salahkan waktu, karena pilihan milikmu utuh..

Terkadang manusia selalu menyalahkan waktu atas ketidak-beranian mereka memilih atau kesalahan dalam menentukan sebuah pilihan. Dan berharap waktu bisa kembali. Bukankah selama nafas masih terus memompa detakdetak di jantung selama itu kesempatan masih ada, lalu masihkahkita menyalahkan waktu atas ke-tak berani-an?
Tangisan pertama waktu bayi di lahirkan adalah pertanda bahwa tak ada yang mudah di dunia ini, akan banyak pergorbanan. Sekarang tergantung apa yang akan kita putuskan untuk hidup kita sendiri. Aku memilih bahagia.
Kapal berlayar mengikuti arah angin, jika tak mampu melawannya maka ikuti angin itu. Manusia merasa dari hati, ikutilah hatimu maka kau akan bahagia. Tak peduli apa resikonya, hidup adalah pelayaran kedepan, usia selalu bertambah, dan batas akhir telah di tentukan. Aku memilih bahagia.
Daun yang telah tua jatuh ketanah, terkubur dan terlupa, tetapi setidaknya dia selalu mempertahankan keberadaannya di dahan yang dia cintai. Manusia hidup menua dan terlupa, berpijak pada jiwanya yang rapuh, tanggis adalah pelarian yang semakin membuat tak berdaya, sehingga dia tak sadar bahwa dia mampu membuat keputusan. Aku masih tetap memilih bahagia.
Memang benar kita tak bisa memilih siapa yang melahirkan kita, jenis kelamin, dan siapa yang kita cintai. tapi, semua manusia punya hak untuk bahagia, Tuhan selalu menginginkan hambanya bahagia, karena tak mungkin Tuhan ingin hambanya menderita, tergantung hambanya ingin memutuskan apakah dia ingin bahagia untuk dirinya sendiri atau mengorbankan dirinya, itu terserah kita sendiri. Tak pernah ingin ku salahkan waktu karena pilihan milikku utuh.

BF
Bekasi, 12/juli/2010 00:19

2 komentar:

Anonim mengatakan...

kayanya gw tau deh siapa yg nulis itu...
tetep....hehehe


by; Adis

redthundie mengatakan...

hahhaha...
dimulai dari sebuah chat sama temen, terus tertarik juga untuk nulis hehe

sudah berakhir dis, mungkin kita dah nemuin jalan masing-masing dan keadaanku juga dah gak seperti dulu dis, banyak yang berubah.

adis. tetap tersenyum, sahabatku.

Posting Komentar