Senin, 03 Januari 2011

Kembali ke kotaku

Kembali ke kotaku
Tak banyak cerita yang tertinggal
Di antara geliat pembangunan
Hanya kematian rasa yang kutemukan

rasa yang dulu sempat kupahami
kini hanyalah katakata yang tak mampu ku-eja
lembaran-lembaran kisah yang pernah kutulis
hanya menyisakan ingatan yang terbata

dulu disini, logika pernah terpinggirkan
ketika hati hanya meminta hati untuk keseharian
taman-taman tempat hati bermain bebas
dan sebuah ayunan yang membuat kita lupa waktu pulang
yang kini berganti dengan monumen jam besar
sebagai pengingat keterburuan dan ketuaan yang tiba-tiba
di mana logika tak lagi punya ruang untuk hati

kita kalah atau tepatnya akulah yang kalah
ketika tak mampu mengikuti perubahan
dan tetap meminta hati untuk keseharian
dan melupa yang abadi adalah perubahan
dan waktu adalah perubahan; pasti.

Untuk itu selalu ada perjalanan
Yang harus kutebus dengan luka
Jalan-jalan yang angkuh; gambaran kelelahan diri
Pengembalian ingatan akan setiap langkah yang terlewati
Dan pencarian yang membawaku kembali ke kota ini

sementara waktu terus mencuri kenangan
Diantara kelokan kusimpan mimpi-mimpi
Selayaknya simpangan mengharuskan satu pilihan
setiap kesalahan membuat jarak semakin jauh akan tujuan

di kota ini dulu mimpi pernah terlahir
kini menjadi pahatan sejarah pada dinding harapan

aku kembali ke kotaku
ketika ritual-ritual baru tercipta
ritual yang tak bisa kumengerti
wajah-wajah menari dengan topeng
tersenyum, namun tangan memegang belati
saling memeluk di antara tetesan darah di punggung

lalu, hujan membawaku ke sudut kota
tempat orangorang terpingirkan
dimana luka adalah nyata
tak ada ritual topeng dan belati
tak ada normal dan ketaknormalan
dan aku temukan kedamaian

jika ke-taknormalan adalah perbedaan sudut pandang
dan kenormalan adalah penerimaan sudut pandang
tunjukkan kepadaku manakah yang benar?
Dan manakah yang salah?
Sungguh, aku tak pernah tahu

Aku berdiri di titian takdir
Hembusan angin runtuhkan keangkuhan
Tak ada yang pasti di perjalanan
Pedang-pedang perubahan selalu menghujam
Meninggalkan luka di tubuh ketaksiapan

Inilah akhir untuk kotaku; hatiku.
Menjadi asing di tanah yang melahirkanku

0 komentar:

Posting Komentar