Kamis, 27 Januari 2011

Dia, wanita dengan luka di dada

Dia berjalan ketika matahari baru saja bangun dari tidur
Terus berjalan kearah barat
Berjalan kearah berlawanan dengan tujuan hatinya
Ada ragu ketika ia melangkahkan kaki
Desahnya, angin berhembus dengan hembusan yang sama

Dia, wanita bergaun merah
Ketika matahari tegak lurus,
dia berhenti di sebuah sungai
Sekedar untuk minum, pelepas dahaga
Katanya. “walau tak memuaskan dahaga, tapi cukup untuk menantang senja.”

Dia, wanita dengan luka di dada
Kemudian ia mulai mencuci debu yang hinggap di lukanya
Menganti bening sungai dengan warna merah
“semoga darahku cukup memberi makan ikan-ikan.”

Matahari sudah mulai condong kearah barat
Ia mulai melanjutkan perjalanan
Langkahnya semakin goyah
Ketika gundah tak berkesudah
Rupanya, senja semakin berwarna merah
“itukah warna senja, di mana terlalu tersirat keabadian luka di merahnya.”
Inikah jalan yang kutuju?

Dia, wanita yang kucinta
Wanita yang melangkahkan kaki kearah barat
Sementara aku adalah timur

0 komentar:

Posting Komentar