Sabtu, 08 Januari 2011

Meracau (sebuah pesan masuk ke kotak suratku…dan kubalas lewat catatan ini saja)

Aku terbangun ketika jarum jam menunjukkan angka dua lewat lima belas menit dini hari, mungkin karna suara jon bon jovi dengan livin on prayernya cukup membuatku terjaga, suara yang terdengar dari laptop yang lupa kumatikan, perlahan kuarahkan mataku kearah layar monitor empatbelas inchi di depanku, sekilas masih dapat kulihat warna kuning kehijauhijauan masih berkelapkelip dari modem yang terpasang di samping kanan laptop, ahh, ternyata masih online, di monitor kulihat ada beberapa sapaan dari temanku di YM dan di account facebook ada sembilan pemberitahuan juga ada tiga pesan masuk, untuk sapaan di YM sengaja tak kubalas karna kupikir mereka yang menyapa mungkin juga sudah tertidur dan aku hanya membalas jawaban pemberitahuan di facebook tentang komentarkomentar di status yang tadi aku bikin sebelum tertidur dan juga beberapa komentar untuk tag-tagkan foto atau catatan dari teman-temanku, setelah itu aku periksa pesan yang masuk, dari ketiga pesan yang masuk, salahsatu nama pengirimnya mampu membuatku menggerutkan kening, karna setahuku yang mengirim pesan tak ada namanya di daftar pertemanan di account facebookku, atau tepatnya orang yang mengirimkan pesan menghapusku dari pertemanan facebooknya bahkan pernah juga sampai mem-blockirku, cukup lama juga aku memandang pesan itu dan setelah membaca isinya, cukup membuatku untuk tak bisa melanjutkan tidur, sebuah pesan yang di kirim oleh seseorang yang dulu pernah cukup dekat denganku, mungkin sangat dekat malah, karna memang aku dan dia pernah meng-ikrarkan bahwa kami adalah sepasang kekasih, namun, karna terlalu banyak perbedaan dan ke-tidaksukaannya pada beberapa kebiasaanku, membuat dia memutuskan untuk mengakhiri hubungannya denganku dan tentunya aku sangat menerima tanpa harus bertanya alasannya, tapi percayalah bukan karna aku tak ingin mempertahankan hubungan itu, tetapi menurutku cinta itu adalah hubungan dua arah dan jika salahsatu dari pasangan sudah ingin mengakhirinya mau tak mau kita harus menerima, karna cinta bukanlah sebuah paksaan, bukankah cinta itu bukan hanya tentang keharusan memiliki tetapi terlebih kepada bagaimana melihat orang yang kita sayangi tertawa walau tak bersama kita. Tapi ini hanya sebuah pendapat dariku saja yang tentu saja benar atasku sendiri, karna setiap orang mempunyai pandangan berbeda akan hal ini. Setiap orang mempunyai definisi berbeda akan cinta, karna cinta bukanlah matematika dimana semua telah tertetapkan dengan rumus-rumus tak pernah mempunyai hasil yang berbeda, tetapi tidak dengan cinta.

“hi, apa kabarmu?..

Ternyata sudah lama juga gak mendengar kabar darimu, jujur ada rindu yang selalu bersarang di dadaku untukmu, sebuah perasaan yang tak pernah bisa kupadamkan, ia selalu menyala abadi di hatiku, sebuah cahya yang selalu menjadi penerang di malam kelam tanpamu di sampingku, lagi. Aku tahu, mungkin sudah tak layak bagiku untuk mengatakan ini kepadamu, terlebih setelah apa yang telah kulakukan atasmu dulu, tapi sungguh, aku tak mampu untuk memendam rasa ini sendiri, terlalu berat untuk kutanggung sendiri, dan kau tahu, tak ada seseorang yang di sampingku bisa untuk kubagi perasaanku tentang rinduku akanmu, karna mereka pasti tak akan pernah menyetujuiku denganmu, mereka selalu berpikir tentang apa yang ada di pikiran mereka, tak pernah sekalipun mereka berpikir tentang perasaanku padahal akulah yang menjalaninya. Ahh, betapa begitu berat menanggung perasaan ini.

setelah kau tak ada di sampingku, entah mengapa aku melakukan hal-hal yang dulu sangat kau sukai, walau aku tahu bukan kamu yang berjalan di sampingku lagi, aku mulai suka ke salah satu tempat makanan cepat saji yang selalu kau sukai, mulai menyukai berada lama-lama di toko buku, yang dulu selalu saja ada protesku ketika aku menemanimu di toko buku, kau begitu suka berada berlama-lama di toko buku dan menghabiskan banyak waktu kita dan kini juga aku suka mendatangi tempat di mana kita pernah suka kunjungi, sekedar mengingat kenangan yang pernah kita lalui di sini. Mungkin terdengar agak aneh memang, berjalan bersama oranglain, tapi hanya ingin mengulangi kenanganmu denganku.

Dan saat ini, entah mengapa aku kembali merindukan untuk menjadi bagian dalam puisimu (tentu dulu aku selalu ada dalam puisimu, walau terkadang sulit aku untuk mengerti katakatanya, tetapi selalu kurasakan ada kejujuran dan keromantisanmu disana, keromantisan yang tak pernah kurasakan lagi) dan menemanimu ketika kau menciptakannya, mengarungi dunia yang kau ciptakan melalui cerita-ceritamu, tersenyum bersama tokoh yang kau ciptakan ketika mereka merasa bahagia dan menangis bersama tokoh yang kau ciptakan ketika mereka berada dalam kesedihan, sungguh, saat ini aku ingin menjadi bagian dunia ciptaanmu itu. Padahal dulu aku tahu, aku tak pernah setuju dengan kebiasaan menulismu, karna terlalu banyak waktu yang kaubuang hanya untuk hal yang tak berguna menurutku saat itu, tapi saat ini malah aku ingin berada di dalamnya. aneh ya?..

Tapi, begitulah yang terjadi pada diriku saat ini, jujur aku sendiri binggung kenapa aku merindukan hal-hal yang kubenci darimu dulu dan sekarang aku sendiri yang melakukannya, mungkin karena aku benar-benar sangat merindukanmu dan selalu berpikir bahwa kau selalu ada di sampingku, padahal aku tahu bukan kamu yang ada di sampingku saat ini, kenyataan inilah yang membuatku larut dalam penyesalan, yang hanya bisa ku tanggung sendiri dan kini kubagi denganmu.

NB : maaf kubagi perasaanku ini kepadamu, karna memang aku tak sanggup lagi untuk menyimpan sendiri, aku sudah terlalu lelah dengan sekitarku, bahkan saat ini aku merasa asing dengan diriku sendiri, tapi seperti yang kau ketahui tak mungkin untukku mengharapkanmu lagi untuk ada di sampingku, selain karna aku yang telah memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita, juga ada hal lain yang sangat tak bisa aku rubah, ya, orang-orang di sekitarku, biarlah kusimpan rasaku ini untukku sendiri, karna aku telah memilih kebahagian mereka walau harus mengorbankan kebahagianku.
Oh ya, satu lagi, seperti kataku terakhir kali kita bertemu, “aku akan selalu bercinta dengamu ketika kita bertemu dan aku tak perduli kau mau atau tidak” dan saat itu biarkan aku menjadi diriku sendiri.

Yang merindukanmu dengan sangat,



Kata-kata penutup inilah yang membuatku tak bisa melanjutkan tidurku.

Dari email yang dia kirim, aku tahu banyak perubahan di dirinya, kulihat sekarang dia bisa mengatur rapi kata-katanya dalam tulisan, dulu, hal yang tak pernah mampu dia lakukan, menurutku mungkin saat ini dia telah mulai suka membaca buku dan belajar menulis. Sekejap membuatku mengingat kembali kenangan ketika kami masih saling menjadi kekasih, begitu banyak hal yang pernah kami lakukan, walau sebenarnya kami melakukannya setelah melalui pertengkaran, pertengkaran yang mungkin akhirnya menjadi alasan untuknya meninggalkanku, tapi sebenarnya aku tahu alasan utama ia meninggalkanku, orang-orang di sekitarnya. Tapi, bukan tentang hal itu yang ada di pikiranku saat ini, di pikiranku saat ini muncul sebuah pertanyaan, mengapa sekarang ia melakukan hal-hal yang dulu tidak ia sukai dariku? Memang cukup aneh sepertiya…
Atau mungkin benar kata orang-orang, kita akan tahu betapa kita mencintai seseorang ketika kita telah kehilangannya dan sebenarnya kita tak pernah bisa menghindari rasa itu dan berusaha berlari menjauh tapi sebenarnya kita malah mendekat, mengalihkan kepada hal-hal lain, tetapi sebenarnya tanpa kita sadari, kita malah menggulang melakukan hal yang kita lakukan bersamanya dulu, dan juga memaksakan diri mengantinya dengan orang lain, tetapi sebenarnya kita malah merubah oranglain itu menjadi diri orang yang kita cintai.
Mungkin benar juga, cinta itu terkadang tak sejalan dengan logika, karna logika adalah apa yang di hasilkan atau sesuatu yang bisa dikendalikan oleh pikiran, tetapi, tidak dengan cinta, malah terkadang pikiran yang di kendalikan oleh rasa cinta, seperti apa yang dijelaskan oleh eminem dan rihanna dalam lirik “I love the way you lie”nya, bagaimana mereka menerangkan begitulah cinta, betapapun menyakitkan tetapi selalu saja kita tak bisa menghindar darinya dan selalu memintanya untuk kembali.
Menurutku, seseorang tak pernah bisa merubah perasaan cintanya secara tibatiba, tetapi, karna rasa cinta seseorang bisa merubah dirinya secara tibatiba. Terdengar sangat naïf memang, tapi memang itulah fakta yang terjadi, fakta yang mungkin saat ini telah di hindari oleh orangorang, dan meng-format pikiran mereka dengan pemikiranpemikaran bahwa cinta itu hanya ada di negeri dongeng, di negeri pangeran dan sang puteri, tetapi, mereka sadar di dalam hati mereka sangat mengharapkan itu terjadi kepada diri mereka sendiri, yang sebenarnya tanpa mereka sadari itu telah terjadi kepada diri mereka saat mereka merasakan cinta mereka kepada seseorang, tetapi sekali lagi mereka hanya tak berani untuk berkorban demi rasa cinta mereka sendiri dan memilih menyimpannya dalam hati mereka, dan menipu diri mereka sendiri dengan alasan demi kebahagian orang lain. Dan disinilah sebenarnya perbedaan negeri dongeng dan negeri nyata saat ini, di negri dongeng dimana cinta adalah sumber kebahagian utama, mereka berani untuk berkorban untuk cinta mereka, tetapi di dunia nyata ini, sudah tak ada yang berani melakukannya lagi, karna terlalu banyak hal penting lainnya, hal penting yang membuat bibit penyesalan tumbuh subur di hati mereka.

Ahh, tapi kembali lagi semua adalah pilihan, bagiku pilihan adalah cabang yang tak berpulang ke batang, jadi ketika kau sudah memilih terima resikonya…
Lagian sekarang jam sudah menunjuk di angka tiga lewat tigapuluh menit dini hari, dan kembali rasa kantuk mulai mendekapku kembali dan aku ingin tertidur dan menyambung mimpi, jadi , apa peduli ku, aku hanya kembali tertidur…


Villa nusa indah

1 komentar:

Kamar Cewek mengatakan...

Bila rindu katakan rindu...
aku tahu dimana cinta dan dusta berada
kutahu jua asa mendera cinta
disini aku menunngu, dialamku, alam yang rapuh....

Posting Komentar