Kamis, 12 Agustus 2010

kekuatan cinta

Siang ini matahari seperti malu-malu untuk menampakkan wajahnya, dia lebih memilih bersembunyi di balik awan. Di jalan yang tak terlalu ramai, mungkin karena hari libur para penghuninya memilih liburan keluar kota atau bersantai di rumah dengan keluarga setelah lelah satu minggu bekerja atau terjebak dalam kemacetan. Di jalan itu sebuah mercedez benz yang berwarna putih dengan dihiasi pita dan karangan bunga di sekelilingnya berjalan pelan namun pasti.
Aku dan kamu berada dalam mobil ini, mengingat kembali cerita-cerita indah, mengingat setiap waktu yang kita lalui penuh dengan cinta dan bahagia. Aku masih ingat ketika pertama kali melihatmu, aku begitu terpesona dengan senyummu, dengan mengunakan kaos merah, celana jeans dan sepatu kets membuat tampak begitu angun, menurutku.
Sejak pertemuan kita pertama kali itu, tak satu hari pun terlewat tanpa ada dirimu di pikiranku, ah, aku sangat mencintaimu. Apalagi, setelah aku tahu kau juga mempunyai perasaan yang sama kepadaku, dan akhirnya kita memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih.
Tak terasa sudah 3 tahun aku dan kamu menjadi kekasih, walau kita menjalaninnya secara sembunyi-sembunyi dari orangtuamu, karena meraka tak pernah setuju aku menjadi kekasihmu apalagi untuk menjadi suami, Tapi, kau tetap bertahan dan berjuang untuk cinta kita, karena kita yakin suatu saat nanti pasti cinta kita menang.
“Ya, wajar mereka tak menyetujui hubungan kita saat ini, karena kondisiku keuangan keluaragaku dan aku, tapi, aku akan terus berusaha untukmu.”ucapku sambil mengengam jemarimu.
“aku pun akan berjuang untuk mempertahankan cinta kita, karean aku tak bisa hidup tanpamu dan hatiku memilih untuk menjalani kehidupan ini bersamamu selamanya.”ucapmu membalas ucapanku sambil memeluk tubuhku. Dan aku sangat bahagia mendengar ucapanmu, sungguh aku sangat bahagia.
Mercedez benz terus menyusuri jalan, semakin dekat ke tempat peraduan terakhir untuk menjalani kehidupan bersama. Aku masih mengingat hari-hari yang kita lewati bersama, mengingat jalan ini, jalan yang menyimpan seribu kenangan tentang kita. Dan taman di pinggir jalan ini adalah tempat janjian kita bertemu karena tak mungkin aku menjemputmu ke rumahmu, orangtuamu pasti akan mengusirku. Di ayunan itu kita sering bertukar cerita tentang hari-hari yang kita lalui, membagi tawa dengan bunga-bunga yang mekar dengan indah di taman ini, dan juga membagi tangis ketika kita bicara tentang orang tuamu.
“kamu jangan nyerah ya, karena aku tak akan pernah menyerah untuk mempertahankan cinta kita. Dan yang lebih penting aku tak bisa hidup tanpamu.”ucapan yang selalu membuatku bertahan dan berusaha untuk menunjukkan kepada orangtuamu bahwa kita mampu.
Perjalanan mercedez benz ini tinggal satu kelokan di depan, aku dan kamu duduk di dalam mobil yang bisa menandakan kedudukan sosial seseorang di mata masyarakat, kedudukan yang selalu menjadi jurang pemisah antara si kaya dan si miskin. Walau sebenarnya kita selalu diajarkan di mata Tuhan semua manusia itu sama, tak ada bedanya. Tapi, itu hanya teori dari sebagian orang karena di dunia sebenarnya tak pernah berlaku hal seperti itu, dan jurang pemisah itu adalah realita sebenarnya.
Akhirnya, mercedez benz sampai di tujuan akhir perjalanan di sebuah rumah baru, rumah yang sangat mewah, rumah yang berada di antara lingkungan elit diantara tetangga yang tak pernah saling bertukar sapa, mungkin juga tak pernah saling mengenal.
“tuan dan nyonya, kita sudah sampai.”ucapku.
Dan kulihat airmata menetes di pipimu.


Beny Fauzan
Bekasi

0 komentar:

Posting Komentar