Selasa, 12 Oktober 2010

Buah Nangka

Buah nangka
Paling enak di gulai
Tak kusangka
Ternyata dirimu jablay..


Sebuah pantun *slengean yang kulihat di spatbor belakang sebuah motor waktu di tengah kemacetan jalur puncak, tepatnya di daerah ciawi, sepertinya memang untuk sebuah pantun untuk lucu-lucuan saja, tapi entah mengapa sepanjang perjalanan katakata itu melekat di otakku, seakan terus mengelitik pikiranku. Menurutku, mungkin bukan hanya sekedar lucu-lucuan tapi lebih tepat menjadi sebuah sindiran akan pergeseran norma yang terjadi saat ini, begitu banyak kulihat kejadian dan cerita-cerita saat ini tentang betapa sebuah kesetian itu tak begitu berharga lagi, saat ini begitu mudahnya sebuah hubungan terkhianati. Lalu, masihkah cinta itu dilandaskan kesetian atau memang kata cinta itu sudah menjadi begitu murahan seperti kesetian yang hanya menjadi pemanis bibir.
Di tengah pergolakan pikiran tentang pantun *slengean dan kata setia, aku ingat beberapa temanku pernah bercerita tentang hubungannya. Salah satu temanku pernah bercerita bahwa dia dulu pernah setia kepada pasangan hingga waktu yang cukup lama, padahal di tengah perjalan hubungannya pasangannya pernah beberapa kali mengkhianati hubungan mereka, tapi, setiap kali pasangannya meminta maaf, ia selalu memaafkannya, padahal kejadian itu berulang sampai beberapa kali. Pernah aku tanyakan alasannya kenapa dia bisa memaafkan pasangannya padahal sudah beberapa kali dia mengkhianati hubungan mereka, temanku menjawab bahwa pasangan berwajah lugu dan ia yakin bahwa ia tak akan mengulanginya lagi, tapi, kejadian itu tetap berulang kembali, hingga akhirnya ia memutuskan untuk benar-benar berpisah dan temanku akhirnya memutuskan untuk mencari tahu kenapa pasangannya begitu sering mengkhianatinya, sehingga dia memutuskan untuk memacari banyak wanita dan mengobral kata cinta dengan mudahnya tanpa memperdulikan sakit hati wanita yang ia khianati dan ia begitu menikmati peran itu, pernah dia mengatakan padaku bahwa ia sedang memangungkan sandiwara di kehidupan nyata. Tapi, syukurlah saat ini ia sudah sadar dan memutuskan untuk mengakhiri semua hubungannya dan menunggu hadirnya satu orang wanita, lalu ia akan menikahinya.
Dan pernah juga satu orang temanku yang lainnya bercerita tentang kisah cintanya, dahulu ia adalah seorang *player dan berpacaran dengan banyak wanita, hingga dia bertemu dengan seorang wanita yang ia anggap wanita sangat baik walau dengan latar belakang yang cukup hitam, mungkin pertama kali dia memutuskan untuk berhubungan dengan wanita ini hanya sekedar iseng saja, tapi wanita ini mampu membuat dia benar-benar jatuh cinta hingga ia memutuskan untuk hanya berhubungan dengan wanita ini dan setia kepadanya, namun sekali tak ada yang benar-benar indah di dunia ini, dimana kebahagian sepertinya mulai akan kita gapai saat itulah kepedihan dan kesakitan mulai memainkan peran, disaat dia benar-benar jatuh cinta dan ingin menikahi wanita ini, saat itu juga dia mengetahui bahwa wanita yang mulai sangat ia cintai adalah seorang player dan ternyata lebih ahli daripada dia.
Mungkin di zaman yang serba cepat ini, orang-orang lebih melilih untuk sesuatu yang mudah dan tidak terlalu menyusahkan, sehingga memilih kebahagian sesaat daripada menjaga kesetian yang mungkin terlalu susah untuk dijaga. Namun, terkadang kita lupa, kecantikan raga hanya sementara dan kemudaan bukanlah waktu yang panjang. namun terkadang kita bertindak seakan-akan selalu abadi, bukankah yang abadi hanyalah cinta, lalu, mengapa kefanaan dan penyesalan yang kita pilih?
Mungkin memang saat ini cinta dan kesetian hanya polesan di bibir bukan ketulusan rasa di hati. Dan juga mungkin cinta sejati itu hanya milik negeri dongeng dan cerita legenda-legenda, lalu, bagaimana dengan segelintir orang yang masih menginginkan cinta itu pada tempatnya, dimana cinta itu adalah ketulusan rasa dengan perbuatan kesetian.


*slengean : bahasa untuk sesuatu yang tidak serius atau asalasalan
*Player : sebutan untuk playboy dan playgirl.


Bogor.

0 komentar:

Posting Komentar