Jumat, 30 September 2011

di pertengahan malam

; terima kasih untukmu,
yang membuatku menunggui malam.


Di pertengahan malam ini
Aku coba buat puisi untukmu
Sementara kau sibuk di dapur seduh kopi
Dari airmatamu yang tentu belum matang benar
Lalu kau tuang ke gelas yang retak permukaannya
--yang kemudian kau suguhkan kepadaku.
Aku ragu, dari sisi sebelah manakah harus meminumnya?
Sebab, bibirku yang tak pernah kau ciumi ini
Telah lemah menangkal segala luka

“Barangkali biar kubiarkan, tak meminumnya saja
Agar tak kering airmatamu”

Di pertengahan puisi ini
Aku coba buatkan malam untukmu
Sementara di kamar kau sibuk tertidur
Memimpikan airmatamu yang telah matang
--yang kali ini adalah airmataku.

barangkali, baiknya tak usah kuselesaikan puisi ini
agar tak ada lagi puisi yang terbunuh di pertengahan malam

0 komentar:

Posting Komentar