Kamis, 24 November 2011

Yang (masih) merindumu

Hujan sore ini, diam diam

hanyutkan bau tubuhmu ke kotaku

kenangan tergenang menghujam

dada—yang (masih) merindumu

untuk kesekian kali. seperti kanak-kanak

aku berlarian menyongsong hujan

menyongsong sepi yang retak

di kebisingan atap-atap di atas kepala

selepas hujan sore ini

mungkin kita tak lagi bersama, sayang.

peluklah aku. Erat.

Biar hangat segala ingatan



Sekumpulan rintik berbisik

Serupa samar suaramu menyamar

Selepas itu, air turun dari mataku

Entah hujan

Entah air mata

0 komentar:

Posting Komentar