Kamis, 03 Maret 2011

Datanglah, perempuanku!

Datanglah, datanglah, perempuanku!
Telah kutunggu kau seribu musim sendiri
Musim-musim yang sepi
Musim yang merobek dadaku dengan belati rindu

Dan demi darah,
dari rahim perawan ia tertumpah
Yang melahirkan penantian-penantian panjang
Datanglah, datanglah

Mari kita berdekap, lalu lenyap
Sebab, dari ketiadaan akan muncul kembali keberadaan
Dan dari keberadaan akan berakhir dengan ketiadaan
Maka, datanglah, datanglah, perempuanku!

Disini, telah kusuling anggur
Dari airmata pepohonan musim gugur
Yang melemparkan daunnya ke tanah
mari kita mabuk, perempuanku!
Lalu rebah dan mendesah
agar mekar bungabunga anyar.

Perempuanku, penantian tumbuhkan dahaga
Kekeringan di tengorakan rinduku
perempuanku, engkaulah mata air suci
penawar dahaga dari diri yang sendiri
maka, datanglah, datanglah, perempuanku!

0 komentar:

Posting Komentar