Rabu, 09 Februari 2011

sebuah catatan iseng ketika aku mengingatmu

Kembali kepada siang ini, tak ada degup yang menyimpang di dadaku, masih seperti hari kemarin, selalu saja sepi yang memainkan peran penting di setiap detik waktu yang berdetak di hidupku. Mungkin aku telah kalah atau mungkin waktu yang mengalahkanku, telak, hingga untuk bangkitpun seakan kakiku tak mampu menahan beban yang tertempa di bahu, tetapi, satu yang membuatku takkan pernah dan takkan ingin menghentikan detak dan detik yang berdetak di jantung dan hariku. Kamu. ya, kamu, wanita yang datang tibatiba, membawa kembali semua rasa yang pernah kuanggap telah tiada.

Ini sebuah kejujuran diri yang selama ini kusimpan jauh dan memilih tertawa dalam kekosongan, melangkah dalam kebersamaan yang asing, dan menertawakan dunia yang mencipta cerita negeri dongeng, dimana hidup selalu mempunyai cinta, serta ikut meneteskan airmata ketika hujan turun, karna aku sangat tahu, rinai hujan membuatku terpojok sendiri di pojok kerinduan, entah kerinduan akan apa dan kepada siapa? Tapi, kerinduan yang tak pernah punya alasan, sampai kau datang ke dalam kehidupanku. Dan kini kutahu pasti, kerinduan yang asing selama ini adalah kerinduanku akan hadirmu.

Ini catatan yang tumbuh dari keterasingan dan kerinduanku akanmu. Sebuah catatan yang menemaniku melewati panas terik siang ini, dimana puisipuisi mati di jiwa yang telah layu, untuk jiwa yang telah meniadakan cinta di dada mereka. Yang dulu sempat kurasakan, aku mati dikehidupanku, hingga kau datang membawa benih-benih yang kini kembali mekar di harihariku, sungguh, jika engkau adalah petani, maka kau adalah petani yang sangat berhasil dalam memanen bungabunga cinta di taman dadaku.

Semua terus tumbuh dan berkembang, di dadamu juga kubaca rindu yang serupa di dadaku, kita saling bermain di lingkaran yang hanya milik para dewa; cinta. Karna tak banyak yang mengerti arti kata itu sesungguhnya, seperti kita juga yang tak begitu mengerti, tetapi, dengan pasti kita bisa merasakannya, “semua yang tak terpikirkan tibatiba muncul ketika rasa itu menyelusup pelan di ruangruang kosong dadaku dan mu.”

Di nyatanya dunia saat ini, kita tahu, tak semua seperti apa yang kita inginkan, selalu ada luka yang kita harus dapatkan di tubuhku dan tubuhmu, namun selayaknya luka, selalu mampu membuat kita belajar untuk berdiri tegar menghadapi badai. Dan sungguh aku percaya, saat kita menyatu, kitalah pohon kokoh yang tumbuh di belantara cinta.

0 komentar:

Posting Komentar