Minggu, 12 September 2010

Setelah Percintaan Terakhir

Setelah percintaan terakhir, kita saling menghafal wajah sebelum punggung saling membelakang, guratkan kenangan di dinding kamar yang tak lagi berpenunggu, dan kita samasama mengeja lupa.

waktu mengajarkan kita menabuh genderang perang, akan silangsengketa rasa yang entah. menimbun luka di muara tak bersamudera, mati, tak mengalir. ini luka siapa, bahkan kita tak tahu apaapa, tentang dada kita yang menjadi medan peperangan.

setelah percintaan terakhir, pun kita merindu dalam diam, diantara hingar amarah, dan pesata-pesta topeng kemunafikan, sebenarnya kitalah samasama kalah.



Beny Fauzan
bogor 13/09/10 9:22

0 komentar:

Posting Komentar