Rabu, 08 September 2010

Hujan Menderas di Matamu

sekali lagi senja guratkan perpisahan
resah tumpah di jingga merah
di angkasa kawanan walet menarikan ritual gundah
dan angin bawa dirimu pergi, entah.

sore ini, seribu wajah memainkan peran
aku musafir yang mengetuk pintu dunia
cari jejak yang kau tinggalkan
ketika aku lupa arah kepergianmu

inikah kata yang kau ucapkan
di malam aku, menjadikanmu aku
di bintang kita titipkan mimpi
saat nyata mulai tertidur lelap

lalu hujan menderas di matamu
kita menari di digigil rasa
di rinainya ku bisikkan puisi
tentang hujan di kisah kita









bekasi, 4/09/10 17:03

0 komentar:

Posting Komentar