Minggu, 27 Juni 2010

Punguk Merindu Bulan



Aku adalah punguk, selalu merindu memeluk kekasihku; bulan
Setiap hari di gelap malam aku selalu memuji keindahannya
Kau kekasih hatiku walau tak pernah kau kumiliki
Karena cinta tak pernah meminta

Suatu hari seorang peri datang kepadaku
Memotong sayapnya dan meletakkannya di punggungku
Agar aku bisa terbang menemui kekasihku; bulan
Dan aku terbang.

Di angkasa, setelah lelah mengepakkan sayap
Aku beristirahat di awan
“yakinkah dirimu bahwa bulan seperti apa yang kau pikirkan, karena terkadang semua tampak indah dari jauh. Dan menukarnya dengan semua yang kau miliki.” awan berbicara kepadaku.
Aku melihat keindahan pada kekasihku, setiap malam dia selalu menghiasi mimpi-mimpiku

Aku kembali terbang melintasi lapisan atmosfer
Yang merobek sayap dan melukai tubuhku
Aku bertahan untukmu kekasihku; bulan
Luka, tak pernah berarti karena rasa cintaku mengalahkannya
Aku datang, kekasihku
Memberimu semua rasa yang ku punya
Kini kau dalam pelukanku

Waktu berlalu, hari kehari, menit ke menit, detik ke detik
Dan aku tersadar, kau tak seperti apa yang tampak
Kecantikanmu hanya kepalsuan
Tak ada ketulusan di dirimu; bulan
Dan aku tersadar bahwa perilah yang aku cari selama ini
Tapi, aku tak pernah bisa kembali
karena pilihan adalah cabang yang tak pernah pulang ke batang
dan bulan takkan pernah mampu memberi sayap kepadaku.


BF
Bekasi 27/06/2010

2 komentar:

Idham mengatakan...

Keren Bang...

redthundie mengatakan...

hahhaha...terlalu cerewet ini puisi dham.
tapi memang sengaja dibuat seperti ini.
semoga idham mengerti apa yang tersimpan di dalamnya, jangan lihat judulnya hehehe..

Posting Komentar